Jumat, 08 Oktober 2010 | By: Denny Willyanto

Seorang Perempuan Samaria Datang untuk Menimba Air

        Seorang perempuan datang. Ia adalah simbol Gereja yang belum dijadikan benar, tetapi akan segera dijadikan benar. Kebenaran muncul dari percakapan. Ia datang dalam ketidaktahuan, ia menemukan Kristus, dan ia bercakap-cakap dengan-Nya. Marilah kita melihat tentangnya, marilah kita melihat mengapa seorang perempuan Samaria datang untuk menimba air. Bangsa Samaria bukan bagian dari bangsa Yahudi; mereka adalah orang-orang asing. Kenyataan bahwa perempuan itu datang dari suatu bangsa asing merupakan bagian dari makna simbolis, sebab perempuan itu adalah simbol Gereja. Gereja akan datang dari kaum kafir, dari suatu bangsa bukan Yahudi.


Jadi, patutlah kita mengenali diri kita sendiri dalam perkataannya dan dalam pribadinya, dan bersama perempuan itu menyampaikan syukur kita sendiri kepada Allah. Perempuan itu adalah simbol, bukan realita; ia mempratandakan realita, dan realita akan segera datang. Ia menemukan iman dalam Kristus, yang mempergunakannya sebagai suatu simbol untuk mengajarkan kepada kita apa yang akan datang. Perempuan itu lalu datang untuk menimba air. Ia memang datang hanya untuk menimba air, suatu hal yang lazim bagi laki-laki ataupun perempuan.

Yesus berkata kepadanya: Berilah Aku minum. Sebab murid-murid-Nya telah pergi ke kota membeli makanan. Sebab itu, perempuan Samaria bertanya kepada-Nya: Masakan Engkau, seorang Yahudi, minta minum kepadaku, seorang Samaria? Sebab orang Yahudi tidak bergaul dengan orang Samaria.

Bangsa Samaria adalah orang-orang asing; bangsa Yahudi tidak pernah mau mempergunakan barang-barang bangsa asing. Perempuan itu membawa sebuah timba untuk menimba air. Ia terheran-heran bahwa seorang Yahudi meminta minum kepadanya, suatu hal yang tak akan dilakukan orang-orang Yahudi. Tetapi Ia yang meminta minum haus akan imannya.

Sekarang dengarlah dan simaklah siapakah gerangan yang meminta minum. Yesus menjawab kepadanya dengan mengatakan: Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.

Yesus meminta minum, dan Ia menjanjikan minum. Ia membutuhkan, sebagai seorang yang berharap menerima, namun begitu Ia kaya, sebagai Dia yang hendak memuaskan dahaga yang lain. Ia berkata: Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah. Anugerah Allah adalah Roh Kudus. Akan tetapi Ia masih mempergunakan bahasa yang tersamar sementara Ia berbicara kepada si perempuan dan perlahan-lahan masuk ke dalam hatinya. Atau adakah Ia telah mengajarinya? Adakah yang terlebih lembut dan murah hati dari semangat yang Ia berikan? Jikalau engkau tahu tentang karunia Allah dan siapakah Dia yang berkata kepadamu: Berilah Aku minum! niscaya engkau telah meminta kepada-Nya dan Ia telah memberikan kepadamu air hidup.

Apakah air ini yang hendak Ia berikan jika bukan air yang dibicarakan dalam Kitab Suci: Sebab pada-Mu ada sumber hayat? Bagaimanakah dapat merasa haus mereka yang akan meneguk dalam-dalam dari kelimpahan di rumah-Mu?

Ia menjanjikan Roh Kudus yang akan memuaskan secara berlimpah. Perempuan itu belum mengerti. Dalam ketidakmampuan menangkap makna perkataan-Nya, apakah jawabnya? Perempuan itu berkata kepada-Nya: Tuhan, berikanlah aku air itu, supaya aku tidak haus dan tidak usah datang lagi ke sini untuk menimba air. Kebutuhannya memaksanya melakukan pekerjaan ini, kelemahannya menyusut darinya. Jika saja ia dapat mendengar kata-kata ini: Marilah kepada-Ku, semua yang letih lesu dan berbeban berat, Aku akan memberi kelegaan kepadamu. Yesus mengatakan ini kepadanya, agar susah-payah kerjanya berakhir; tetapi ia belum dapat memahaminya.

0 komentar:

Posting Komentar